Laman

Senin, 14 Desember 2015

Hujan Bulan Desember

Aku tak ingin kamu jadi matahari
Karena matahari bisa kehabisan cahayanya untuk menyinari bumi
Aku pun tak ingin kamu jadi bulan
Karena bulan tak akan indah tanpa sinar matahari yang terpantulkan
Aku juga tak ingin kamu jadi apapun yang indah di luar angkasa itu
Karena jika kamu berada sejauh itu, justru akan membuatku semakin sulit meraihmu

Cukuplah dirimu yang saat ini saja tak bisa aku gapai
Karena kita berada di antara batas yang tak terhingga
Kini, akan ku berikan sebuah tawaran padamu
Tak inginkah kamu jika hanya menjadi hujan?

Karena jika nanti aku tersadar bahwa kamu memang sulit dan tak bisa aku miliki
Aku tak perlu lagi bersusah payah meraihmu yang berada jauh di sana
Cukup izinkan aku menyentuh hujan yang akan mengingatkanku
Bahwa di setiap tetes hujan itu masih dan akan selalu terdapat sebuah perasaan yang tersimpan




Tulisan ini cukup sampai di sini karena kini hujan tlah berlalu, walaupun perasaan ini masih terbujur kaku di suatu sudut pada sebuah hati yang sendu.


Teruntuk kamu, hujan bulan Desemberku.




Ps. Repost from  https://oktantia.wordpress.com/2015/12/10/hujan-bulan-desember/

Senin, 04 November 2013

Garis

Memang bukan hal mudah saat harus menerima fakta bahwa kita tak mungkin bersatu. Layaknya dua kutub magnet yang sama, saling tolak-menolak. Sebelumnya kita telah berjalan melewati dua garis yang hampir menyatu. Tapi, kita melpakan suatu hal yang ternyata sungguh teramat penting. Kita melewati dua garis yang berdampingan, kita menempuh arah yang sama tapi, masih dalam garis yang berbeda. Sadarkah kamu, bahwa dua garis yang berdampingan dan bergerak ke arah yang sama tak akan pernah bertemu. Yang pada akhirnya kita hanyalah seperti dua garis yang selalu berdampingan tapi, tak akan pernah menyatu.

Beberapa hal menjadi alasan kuat kenapa kita tak bisa bersatu. Apa karena kita terlalu sama? Apa karena sifat kita yang tak mungkin jika disatukan? Entah karena alasan apapun itu.

Jika kita tetap berkeras hati, maka pada suatu saat ada kalanya kita mengeluh lelah dan menyadari bahwa yang kita lakukan hanyalah suatu kesia-siaan. Itu jika kita terlalu memaksakan dau hal yang harusnya tak menyatu.

Dan perlu kita sadari. Mungkin, berjalan berdampingan sebagai teman akan lebih baik dibanding memaksakan dua garis yang berdampingan untuk saling bertabrakan.

Suatu saat nanti garis milikmu akan menemui garis lain yang entah itu disengaja ataupun tidak dan tentunya bukan merupakan suatu paksaan tapi hanyalah sebuah keharusan akan kebutuhan untuk saling memiliki satu sama lain dan kebutuhan untuk saling mengisi. Hal itu akan lebih indah. Karena, suatu paksaan bukanlah suatu keharusan. Hanya karena terdorong oleh keinginan sesaat yang akan hilang dengan sendirinya bersamaan dengan berjalannya waktu.


Jumat, 06 Juli 2012

True Friendship is like sound health, the value of it is seldom appreciated until it lost :)